Metalcore Influence...?!

Metalcore, sebuah genre musik baru yang berkembang di USA, sering disebut juga sebagai New wave of American Heavy Metal menurut Sam Dunn di beberapa referensi yang pernah saya baca. Metalcore merupakan fusion dari berbagai genre musik yang berkembang di pertengahan tahun 90’an dengan akar dari musik hardcore, punk ,thrash metal dan juga sentuhan Swedish melodic death metal, yang terakhir ini memiliki pengaruh yang sangat kuat bagi band band metalcore papan atas , dan hal ini diakui oleh Brian Flair dari Shadows Fall dan Howard Jones dari Killswitch Engage .Metalcore memiliki akar yang cukup kuat dari musik Hardcore / Punk, band yang tercatat membuat style dengan penggabungan konsep musik heavy metal dengan hardcore punk adalah Breakdown, dilanjutkan dengan band Hardcore lainnya seperti Damnation AD, Biohazard dan Madball yang memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan musik Metalcore di kemudian hari.

PANTERA-ish style of heavy metal, adalah julukan yang tepat bagi jenis musik ini, dikala bubarnya PANTERA, symbol dari gelombang gebrakan musik metal banyak didominasi oleh musik Hip-metal / Nu Metal seperti Limp Bizkit, KORN, Linkin Park dan lain-nya. Seiring dengan berkembangnya zaman, musik jenis Hip metal nampak berkembang secara stagnant dan mulai ditinggalkan para penggemarnya yang mencari jenis musik lebih ekstreme dan groovy. Ya .. kuncinya adalah melodius riff gitar dan ketukan drum yang groovy , dipadu dengan style vox dari Phil Anselmo semasa masih di Pantera….maka jadi-lah konsep musik dasar dari Metalcore itu sendiri.

Metalcore merupakan istilah musik metal yang memiliki batasan yang kabur dengan jenis musik melodic death metal yang berkembang di benua Eropa di pertengahan tahun 1990’an. Perkembangan metalcore di USA,sebenarnya mulai menjamur, ketika beberapa band melodic death metal asal Swedia, seperti In Flames, Dark Tranquillity dan terutama At The Gates merambah tanah Amerika , walaupun hanya sebagai pembuka tour2x dahsyat dari Korn dan sejenisnya. Jenis musik melodic death metal yang mereka suguhkan ternyata memberikan batu loncatan dan inspirasi bagi band band baru untuk membuat konsep musik yang sejenis dengan mereka , namun dengan sentuhan US style yang lebih dominan sehingga cenderung lebih variatif dalam teknik vocal , komposisi yang bervariasi dari beat drum .. dengan contoh paling ekstrim kita bisa dapatkan dari band seperti The Black Dahlia Murder dan The Red Chord

Melodic Death Metal

Melodic Death Metal adalah aliran musik yang banyak berkembang di Eropa, di periode 1992 – 1995, dikala jenis musik old school death metal mengalami kemunduran dan banyak band death metal berganti aliran musik menjadi lebih soft baik dari komposisi musik yang digunakan juga karakter vocal yang dipakai, seperti yang terjadi pada Amorphis,Paradise Lost dan Sentenced.

There will be no melodic death metal if Carcass was not unleashed their fury with the mighty HEARTWORK ….!! Ya, benar ..Carcass memulai nya dengan milestone penting di genre musik ini dengan Heartwork, pattern2x riff yang sudah matang dibandingkan dengan album sebelumnya Necroticism Descanting the Insalobrious. Orang jenius dibalik dirilisnya album ini , tiada lain adalah Michael Ammott yang kemudian membawa soul melodic death metal ini pada band-nya kini, ARCH ENEMY…

Gothenburg sound juga lah yang menjadi urat nadi dan memiliki peranan penting bagi perkembangan melodic death metal di pertengahan 90’an, bersamaan dengan booming-nya sound In Flame-ish dan menjamurnya genre musik ini di belahan bumi Eropa sana, while di Amerika masih booming jenis musik Hip metal . 3 besar band yang memiliki pengaruh paling kuat di sub-genre ini adalah In Flames, Dark Tranquillity dan At the Gates.

Aftershock dan Burn the Priest memulai-nya ..

Aftershock adalah band thrash metal asal Springfield, Massachusetts yang membidani lahirnya dua band besar Shadows Fall dan Killswitch Engage di akhir 90’an. Dua band ini di awal kemunculan-nya memberikan milestone tersendiri bagi perkembangan musik metalcore. Shadows Fall di album pertamanya , Somber Eyes to the Sky memberikan milestone komposisi musik yang thrashy, catchy tapi dengan kombinasi vox guttural death metal dan shrieking ala Emo , kala itu Shadows Fall masih diperkuat oleh Phillip Labonte yang sekarang berada di All That Remains. Dengan masuknya Brian Fair sebagai pengganti Phillip di album berikutnya justru memberikan milestone baru bagi perkembangan jenis musik ini, dengan kombinasi teriakan vocal yang sangat powerful,yang sekilas memiliki karakteristik yang sama dengan Mikael Stanne dari Dark Tranquillity yang memiliki range vocal dan kualitas sama baik ketika bernyanyi secara clean non-growl ,screams dan growling.

Pengaruh dari tour konser At the Gates, dan In Flames di Amerika juga menjamah anak anak muda di Amerika sana dengan mencoba mengawinkan musik Gothenburg melodic death metal dengan root musik thrash metal , hal ini lah yang coba ditawarkan oleh Burn the Priest , band yang sangat terinfluence oleh style Pantera dan Slayer yang walaupun diawal kehadirannya band ini hanya merupakan band jamming di lingkungan asrama Commonwealth Virginia University yang beranggotakan Chris Adler, Mark Morton dan John Campbell. Band yang banyak terinspirasi dengan jenis musik yang lebih thrashy ini sedikit berubah haluan, dengan berganti nama menjadi Lamb of God setahun setelah keluarnya gitaris Abe Spears yang digantikan oleh Willie Adler dengan mencoba menghadirkan catchy riff dan memberikan style yang unik dan khas bagi musik mereka, Dan hasil-nya Lamb of God bisa dibilang sebagai band metalcore yang paling berhasil saat ini, dengan tingkat penjualan album album mereka yang konon telah mencapai 1.5 juta kopi di seluruh dunia yang diikuti dengan berbagai tour keliling dunia, seperti Unholly Alliance tour , Ozzfest dan lainnya.

Menjamurnya band Metalcore

Menjamurnya band dengan jenis musik metalcore ini tak lepas dari label label musik raksasa yang mulai menandatangai kontrak dengan band band ini, yang memang memiliki kualitas yang sangat baik. Tercatat label2x raksasa (di dunia metal ) seperti Nuclear Blast Records, Roadrunners ,Century Media dan Metal Blade memiliki andalan masing masing dalam genre musik ini. Trivium dan Chimaira adalah 2 nama terakhir yang menjadi andalan dari jenis musik ini. Trivium mencoba menyuguhkan komposisi musik thrash metal old school ala Metallica dengan catchy dan straight forward dual power riffing guitar yang sangat baik, sehingga tak salah bahwa Trivium adalah band yang paling menjanjikan kala ini. Album terakhir mereka, the Crusade membuktikan hal tersebut dengan komposisi lagu yang matang digabung dengan skill musikalitas yang cukup tinggi membuat Matt heavy dkk semakin menunjukkan ‘taringnya’ di dunia metalcore.

Chimaira,The Black Dahlia Murder, As I Lay Dying, All that Remains, Atreyu , Bleeding Through berada di baris berikutnya untuk meramaikan gegap gempitanya dunia metalcore dengan berbagai komposisi musikalitas yang cenderung berwarna warni dan memberikan nuansa tersendiri bagi musik metalcore . Chimaira menawarkan jenis musik hardcore-ish dengan komposisi yang lebih berat, The Black Dahlia Murder menawarkan konsep musik metalcore dengan jenis paling ekstrim , dengan warna musik yang mencampurkan musik melodic death metal sampai pada brutal death metal yang tentunya penampilan konsernya telah kita simak di akhir tahun lalu di Jakarta. Sementara yang cukup menonjol dari konsep As I lay dying adalah komposisi lagu lagunya yang bervariasi , mirip dengan Chimaira namun dikemas dengan kualitas sound yang lebih ‘soft’. All that remains memberikan nuansa death metal yang kentara , yang nantinya berkembang menjadi death-core ( sub genre metalcore ..seperti Divine Heresy dan Job for a Cowboy ), sementara Atreyu dan Bleeding through memberikan warna musik lebih ‘thrashy’

Kemunduran Metalcore ..?

Sebuah majalah terkenal ibukota membuat artikel ini sebagai headline ini beberapa waktu lalu, secara iseng iseng berhadiah saya mengikuti halaman per halaman dari artikel yang diberikan, namun penulis tidak mendapat petunjuk atau point of interest dari maksud judul headline tersebut dengan berita yang mereka sajikan yang justru makin membingungkan para pembaca dari majalah itu sendiri.

Bila kita lihat scene dalam negeri, kita bisa melihat makin banyak band metalcore yang mengunjungi negeri ini, diawali oleh Avenged Sevenfold, kemudian The Black Dahlia Murder dan yang akan datang adalah Bleeding Through. Juga di Indonesia terdapat banyak sekali bakat dan talenta musik jenis ini yang cukup mengakar dan memiliki fanbased cukup banyak, sebut saja Dead Squad , Beside dan Burger Kill dan justru dari realita yang ada , hal ini sangat kontradiktif. Metalcore akan terus berkembang dan berkembang dan memunculkan banyak sub-genre yang mencerminkan sebuah KEMAJUAN dari sisi kreatifitas dan ketertarikan orang pada jenis musik ini di masa kini dan masa yang akan datang.

0 Comments:

Post a Comment



Blogger Template by Blogcrowds